Mingu akhir di bulan oktober 2023Pembuatan POP dan Penanaman Bibit
Mingu akhir di bulan oktober 2023
Pembuatan POP dan Penanaman Bibit
Komunitas Peduli Papua (KOMPIPA), Teman-teman KKNT IAIN Sorong, Kelompok Tani dan Warga Kampung Klasmelek, melanjutkan pelatihan Pertanian Berkelanjutan mingu akhir di bulan oktober. Lahan Percontohan sebelah Posko teman-teman KKNT IAIN Sorong, Kampung Klasmelek, Distik Mayamuk, Papua Barat. Sabtu (28/10/2023).
Membuat POP atau biasa di kenal dengan Pupuk Organik Padat, pupuk organik merupakan salah satu pendukung terwujudnya pertanian organik. Pupuk organik padat adalah pupuk yang terbuat dari bahan organik dengan hasil akhir bentuk padat. Pemakaian pupuk organik pada umumnya dengan cara di taburkan atau dibenamkan dalam tanah tanpa perlu dilarutkan dalam air.
Pupuk organik padat dimasukkan dalam 3 kategori :
1. Berdasarkan bahan penyusunnya maka pupuk organik merupakan pupuk alam.
2. Berdasarkan cara pemberiannya termasuk dalam pupuk akar karena pemberian hanya melalui akar.
3. Berdasarkan kandungan pupuk organik termasuk pupuk majemuk dan pupuk lengkap karena kandungan haranya lebih dari satu unsur makro (N, P, K) dan unsur mikro seperti Ca, Fe, dan Mg.
Pupuk organik selain berfungsi sebagai pemberi unsur hara, juga sebagai penambah bahan organik di dalam tanah. Banyak bahan organik yang diberikan tergantung dari bahan dasar dan proses penguraiannya. Pupuk organik jadi (Komersial) biasanya kandungan bahan organiknya dicantumkan dalam kemasannya.
Pupuk organik padat merupakan pupuk tertua karena sebelum abad ke-19 sudah dikenal oleh. Jika menaikan produksi tanaman, petani menambahkan sisa tanaman atau kotoran hewan kedalam tanah.
Komunitas Peduli Papua tahu pentingnya pupuk organik bagi tanah dan tumbuhan. Mengadakan pelatihan pertanian berkelanjutan untuk mempelajari Kembali pengolahan pupuk organik padat yang telah lama ada karna telah tergeser pemakaian yang awalnya menggunakan pupuk organik sekarang menggunakan pupuk kimia yang lebih cepat dampak nya untuk perkembangan tanaman tapi dampak keberlanjutanya membuat tanah rusak dan susah untuk di olah Kembali.
Komunitas Peduli Papua pun membantu mempelajari kembali ilmu yang telah lama di tinggal, untuk di pelajari kembali bersama teman-teman KKNT IAIN Sorong Kelompok Tani dan Warga Kampung Klasmelek. Agar dapat membuat tanah menjadi subur dan terhindar dari pencemaran bahan kimia.
Dapat menjadi contoh pertanian yang ramah lingkungan dan baik bagi tanah agar generasi di masa depan masih dapat mengolah lahan yang gembur dan subur, bukan tanah yang kering dan tercemar. (FAS)
Komentar
Posting Komentar